ORASI ILMIAH
TANTANGAN PENDIDIKAN PENERBANGAN PASCA PANDEMI COVID-19
Disampaikan dalam
Sidang Terbuka Senat Akademi Teknologi Aeronautika Siliwangi (ATAS)
dalam Rangka
Pelantikan Mahasiswa Baru ATAS Angkatan 2022
di kampus ATAS pada
tanggal 7 Oktober 2022
Oleh Aji Jatmika Atmawijaya, S.T., M.T.
PENDIDIKAN PENERBANGAN DI MATA MASYARAKAT
Pendidikan Penerbangan, sebagai
istilah bagi segala jenis pendidikan yang berfokus pada topik penerbangan dan
yang terkait dengannya secara erat, sebenarnya mempunyai beragam jenis dan
sangat luas pula cakupannya. Namun dalam kenyataannya, pengetahuan masyarakat
mengenai Pendidikan Penerbangan sangatlah terbatas. Kalaulah masyarakat ditanya
mengenai apa yang ada dalam pikiran mereka tentang Pendidikan Penerbangan, maka
kebanyakan yang sering muncul adalah “untuk menjadi pilot”.
Tentu tidak salah jika untuk
menjadi pilot harus melalui proses pendidikan khusus dan pendidikan khusus yang
dimaksud ini pastilah masuk dalam Pendidikan Penerbangan. Namun tentu menjadi
salah jika yang dimaksud sebagai Pendidikan Penerbangan hanyalah pendidikan
untuk menjadi pilot.
Sekali lagi, Pendidikan
Penerbangan sejatinya mempunyai jenis dan cakupan yang luas. Secara ikon memang
sangat mudah dikatakan bahwa pilot mewakili dunia penerbangan. Namun bagaimana
dengan pesawat udara yang dikemudikannya? Desain pesawat udaranya? Perawatan
pesawat udaranya? Operasi pesawat udaranya? Bahkan orang-orang yang melayani
orang-orang yang ikut terbang bersama pilot pun, layak masuk dalam topik
penerbangan, sehingga layak pula untuk dipelajari dalam Pendidikan Penerbangan.
Dan tentu pula masih banyak sub topik lain yang juga layak masuk dalam
Pendidikan Penerbangan, misalnya Kedokteran Penerbangan, Keselamatan
Penerbangan, dan sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang Pendidikan Penerbangan mempengaruhi
pola pikir masyarakat terhadap pilihan Pendidikan, terutama orang tua bagi
anak-anaknya. Bidang-bidang yang sudah atau mudah diketahui masyarakat, terutama
karena sudah biasa dihadapi dalam keseharian, mislanya kedokteran, kebidanan,
keguruan, komputer, tata boga, bisnis dan ekonomi, merupakan bidang yang cepat
dipilih oleh orang tua bagi pendidikan anak-anaknya.
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP PROSES
PEMBELAJARAN
Terlepas dari terbatasnya
pengetahuan masyarakat mengenai Pendidikan Penerbangan, terjadinya pandemi
Covid-19 telah memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap proses
pembelajaran secara keseluruhan. Pembelajaran daring (dalam jaringan) yang
masif menjadi dominan pada saat itu, sementara pembelajaran luring (luar
jaringan) menjadi sangat terbatas, kalaulah tidak bisa dikatakan benar-benar beralih.
Ini tentunya menjadi tekanan yang cukup berarti juga bagi dunia pendidikan
vokasi dimana praktek mempunyai porsi besar, termasuk yang ada dalam Pendidikan
Penerbangan. Tentu juga adanya tekanan ini memunculkan peluang dan sekaligus
tantangan yang harus diatasi, terutama untuk memperoleh CPL (Capaian
Pembelajaran Lulusan) dari Lembaga Pendidikan terkait[1].
Namun demikian, adanya pandemi
Covid-19 pada sisi yang lain juga memberikan “tambahan rezeki”, misalnya
berkembangnya industri penerbangan kargo dan marketplace daring. Dan
tentu juga secara tidak langsung adalah bertumbuhnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah) di saat banyak perusahaan besar bertumbangan.
KEBUTUHAN DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Tidak bisa dipungkiri pula bahwa
pandemi Covid-19 ini telah banyak mempengaruhi aspek-aspek kehidupan bersama,
bahkan juga terhadap kebiasaan, budaya, sikap, dan banyak lagi yang lain,
termasuk teknologi. Teknologi memang terdampak, tetapi dampak kemajuan
teknologi yang timbul ternyata sedikit banyak bermakna positif, misalnya muncul
inovasi-inovasi terkait penanganan pandemi dari kampus atau perguruan tinggi,
baik swasta maupun negeri [1].
Namun demikian, kemajuan
teknologi yang ada ini tidak berarti disertai tuntutan penggunaan teknologi
tersebut yang harus segera atau luas. Salah satu hal yang menjadi perhatian
penulis adalah kesenjangan teknologi atau kesenjangan digital dimana tidak
semua sivitas akademika perguruan tinggi mempunyai literasi atau fasilitas
digital yang memadai sehingga hal ini perlu diatasi[1].
Oleh karena itu, pemilihan
teknologi yang tepat menjadi penting supaya penggunaan teknologi ini efektif,
termasuk pada aspek yang lain, misalnya UMKM. Hal ini sesuai hasil penelitian
penulis dalam mengamati pemanfaatan teknologi informasi bagi pelaku UMKM berskala
kecil di masa pandemi Covid-19, dimana kecanggihan teknologi dan marketplace
yang besar tidak menjadi jaminan berkembangnya UMKM. Dalam hal ini perlu
dipikirkan lagi mengenai teknologi yang cocok dengan UMKM[2].
PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM
PENGAJARAN
Pengajaran daring pada saat
pandemi sejatinya merupakan metode yang sangat bagus untuk sebagian keperluan,
misalnya karena terdapat keterbatasan mengenai tempat, jarak, atau dana, dan
tentu dengan tidak mengesampingkan kelebihan-kelebihan pembelajaran luring.
Bahkan dalam hal ini penulis pernah melakukan penelitian untuk mengembangkan
pelatihan berbasis komputer dimana penulis bersama kolega mengembangkan perangkat
lunak komputer untuk pelatihan analisis data penerbangan. Dari sini penulis
melihat bahwa metode pelatihan seperti ini memberikan hasil positif bagi calon
analis data penerbangan dimana yang bersangkutan dapat meningkatkan
kapabilitasnya dengan bermodalkan perangkat lunak tersebut[3].
Pandemi Covid-19 rupanya juga
menyuburkan penggunaan sistem informasi, termasuk platform pertemuan
daring yang sangat beragam, baik itu digunakan untuk kepentingan pribadi,
pendidikan, juga bisnis. Hal ini sangat membantu dalam memberikan solusi di
saat mobiltas banyak orang sedunia menjadi terbatas secara tiba-tiba. Dengan
sistem informasi seperti inilah, banyak orang dapat berkomunikasi, belajar dan
mengajar, membahas bisnis, dan sebagainya.
PENERAPAN ILMU UNTUK SOLUSI MASALAH
PENERBANGAN
Pandemi Covid-19 sendiri
sejatinya bukan merupakan masalah yang berdiri sendiri. Terdapat banyak masalah
yang menyertai bersamanya atau mengikuti setelahnya, misalnya terkait dengan
sumber daya yang tersedia bagi kepentingan manusia itu sendiri. Penulis dapat
menyebutkan sumber daya manusia (SDM) sebagai contoh dimana banyak orang
kehilangan pekerjaan atau adanya perubahan cara orang bekerja. Penulis juga
dapat menyebutkan tingginya harga bahan bakar pesawat udara sebagai contoh
berikutnya dimana tadinya kebutuhannya berkurang akibat berkurangnya mobilitas
orang tetapi kemudian meningkat akibat mulai bergeliatnya industri penerbangan
sementara pasokannya sendiri terbatas.
Contoh masalah di atas pastilah
memerlukan solusi. Pada saat itulah ilmu yang sudah dipelajari oleh sivitas
akademika perguruan tinggi seharusnya bisa diterapkan, baik dari hasil kajian
yang terkini, maupun dari hasil kajian yang telah lalu, tetapi bisa ditindaklanjuti
pada saat sekarang ini. Ambillah contoh untuk menghemat bahan bakar pesawat
udara dapat dilakukan upaya untuk memantau konsumsi bahan bakar dalam operasi
penerbangannya sebagaimana yang pernah penulis lakukan pada sekian tahun yang
lalu[4].
GELIAT INDUSTRI PENERBANGAN PASCA PANDEMI
COVID-19
Pada saat ini, yaitu menjelang
akhir tahun 2022, pandemi Covid-19 di mana saja belahan bumi ini mulai
menunjukkan penurunan, walaupun status pandeminya belum dicabut. Namun
demikian, dapat dilihat adanya geliat pada semua sektor kehidupan, termasuk
industri penerbangan, dimana tadinya banyak sekali pesawat udara diparkirkan
tetapi sekarang sudah banyak yang diterbangkan.
Geliat industri penerbangan tentu
memunculkan peluang yang banyak, misalnya kebutuhan SDM yang tentu akan
bertambah banyak sebagai konsekuensi kebutuhan yang tumbuh sementara SDM yang
sebelumnya sudah berkurang sedangkan pasokan dari Lembaga Pendidikan
Penerbangan yang ada masih belum bisa memenuhi kebutuhan ini. Contoh lain
adalah pengembangan sistem-sistem yang dapat mempermudah dan menyingkat waktu pekerjaan
sebagai konsekuensi juga dari semakin banyaknya pesawat udara yang terbang,
misalnya untuk menghitung weight and balance baik pada pesawat udara
penumpang maupun kargo menggunakan aplikasi komputer yang sederhana sebagaimana
yang pernah penulis lakukan pada sekian tahun yang lalu [5].
PERKEMBANGAN TUNTUTAN REGULASI
Dengan harapan segera berakhirnya
pandemi Covid-19, maka geliat industri penerbangan tentu tetap harus
memperhatikan tuntutan regulasi yang ada. Dalam hal ini telah cukup banyak
regulasi yang muncul, misalnya penerapan sistem baru untuk lebih dapat memantau
operasi terbang pesawat udara (yang sebenarnya bisa dikembangkan dari sistem
yang sudah ada[6]). Atau contoh lain terutama akibat pandemi itu
sendiri yaitu yang terkait dengan protokol kesehatan dan kebiasaan normal baru,
yang tentu saja harus diadopsi oleh industri penerbangan.
PENUTUP
Pandemi Covid-19 membawa banyak konsekuensi
terhadap Pendidikan Penerbangan yang harus menyesuaikan diri terhadap tantangan-tantangan
yang muncul, di samping harus juga memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Oleh
karena itu, sivitas akademika perguruan tinggi penerbangan haruslah dapat
menjawab itu semua demi tumbuh kembangnya Pendidikan Penerbangan yang lebih
baik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan begitu banyak karunia-Nya, khususnya kepada penulis
maupun kepada kita semua pada umumnya. Penulis juga berterima kasih kepada
kedua orang tua penulis, walaupun keduanya sudah tidak membersamai penulis
lagi, terutama kepada Ibu yang telah bersusah payah sejak saat “minus”-nya
penulis hingga saat ini.
Secara akademik, penulis juga berterima kasih kepada para
guru dan kolega, baik sebagai anggota sivitas akademika ATAS maupun di luar
ATAS, yang dengan jasa mereka semua, telah turut membentuk profil akademis
penulis hingga saat ini.
Tentu saja juga penulis berterima kasih kepada semua anggota
keluarga yang ada di rumah, yang dengan dukungan mereka semua selama ini dalam
membersamai penulis, ikut pula dalam suka dan duka hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
- [1] Aji Jatmika Atmawijaya. "Peluang dan Tantangan Penerapan Teknologi dalam Pendidikan Vokasi Penerbangan di Masa Pandemi Covid-19". Book Chapter "Pemanfaatan Teknologi Informasi Di Masa Pandemi Covid-19". Pustaka Kreasi Mandiri. Tangerang. 2021.
- [2] Aji Jatmika Atmawijaya. "Pemanfaatan Teknologi Informasi bagi Pelaku UMKM Berskala Kecil di Masa Pandemi Covid-19 ". Book Chapter "Strategi Pemulihan Perekonomian Pelaku UMKM". Pustaka Kreasi Mandiri. Tangerang. 2021.
- [3] Aji Jatmika Atmawijaya & Wahyu Ardhiyanto. "Upaya Peningkatan Kapabilitas Analisis Data Penerbangan dengan Pelatihan Berbasis Komputer". Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika "Komputa". Vol 5 No 2. Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). 2016.
- [4] Aji Jatmika Atmawijaya. "Perancangan Sistem Pemantau Prestasi Terbang Pesawat Udara dalam Operasi Penerbangannya, Studi Kasus : Konsumsi Bahan Bakar Pesawat Udara CN235-220M PT DI". Thesis S2. Program Magister Teknik Penerbangan ITB. 2002.
- [5] Aji Jatmika Atmawijaya. "Perhitungan Berat dan Keseimbangan Pesawat Udara dengan Pemodelan Matematika Menggunakan Microsoft Excel". Disajikan dalam bentuk poster pada Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XV. Bandung. 2016.
- [6] Aji Jatmika Atmawijaya. "Pemanfaatan Sistem Perekaman Pesawat Udara Untuk Pemantauan Waktu Nyata". Disajikan dalam bentuk poster pada Seminar Nasional IPTEK Penerbangan dan Antariksa XX. Bogor. 2016.
RIWAYAT PENULIS
Aji Jatmika Atmawijaya, ST, MT,
dilahirkan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 16 September 1974.
Pernah tinggal di Binjai, Sumatera Utara, tetapi kemudian berpindah ke Kota
Surakarta untuk bersekolah dari TK hingga SMA. Setelah menamatkan pendidikan di
SMAN 1 Surakarta pada tahun 1992, penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke S1
Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Setelah menamatkan pendidikan S1
pada tahun 1999, penulis kemudian mulai bekerja sebagai dosen di Akademi
Teknologi Aeronautiksa Siliwangi (ATAS) Bandung yang tetap dijalani hingga
sekarang. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikannya ke S2 Teknik
Penerbangan ITB dan lulus pada tahun 2003.
Dalam perjalanan karirnya sebagai
dosen, penulis juga mengajar di beberapa perguruan tinggi lain secara paruh
waktu, misalnya di Fakultas Teknik Universitas Nurtanio, Fakultas Teknik
Universitas Pasundan, dan Universitas Kebangsaan, yang kesemuanya berlokasi di
Bandung.
Selain itu, sepanjang karir
keteknikannya, penulis juga berkecimpung di dunia industri penerbangan dengan
beraktivitas sebagai engineer di beberapa perusahaan, misalnya di CV. Ummah
Sciences, PT Gabriel Aerospace Systems Indonesia, PT Naviga Tech Asia, Flight
Focus Pte Ltd, dan PT Aering. Dalam karir keteknikan ini penulis juga
berkecimpung dalam organisasi profesi seperti Persatuan Insinyur Indonesia dan
telah pula mendapatkan sertifikasi di sini sebagai Insinyur Profesional Madya.