Senin, April 27, 2020

HOAX

Pada hari itu, 22 Desember 2016, sejak pagi sudah muncul berita yang cukup besar terkait dengan pergeseran ke samping yang terdeteksi pada bagian atas pilar kedua jembatan Cisomang. Banyak orang membicarakan karena terkait perjalanan dari Bandung ke Jakarta dan sebaliknya, termasuk para tetangga dan kolega saya. Banyak berita tentang ini berseliweran dari yang serius, bercanda, sampai hoax.

Hal yang menjadi penting di sini tentunya adalah berita yang ada mestinya berita yang benar dan bermanfaat buat kita. Kalau isinya bercanda dan kelihatan atau diterangkan cuma bercanda, ya tidak mengapa, karena orang bisa mudah tahu. Kalau hoax? Nah, ini masalahnya. Kalau di lingkungan tempat tinggal saya, kebetulan ada beberapa PNS yang bekerja di Balai Penelitian Jalan dan Jembatan PU. Jadi mereka bisa menerangkan kondisi sebenarnya. Dan akhirnya yang lain terbawa untuk mengerti berita yang benar. 

Dikutip dari http://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160630123953-317-142084/apa-sih-hoax/, hoax (baca: hoks) merupakan suatu hal yang bersifat menipu atau membohongi. Bagi kita muslim, maka prinsip sikap kita terhadap hoax semestinya mengambil pelajaran sebagaimana yang ada dalam Al-Quran pada ayat 6 surat Al-Hujurat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.

Kutipan di atas saya salin dari sumber: https://almanhaj.or.id/3445-mengapa-mesti-tabayyun.html

Dengan adanya media sosial, lalu lintas berita begitu mudah terjadi dan berseliweran dengan frekuensi dan kuantitas yang luar biasa. Sebagai media komunikasi, tentu ada banyak bagusnya. Tetapi sebagai media penyebaran berita, maka ini patut diwaspadai karena hoax jadi sangat mudah tersebar. Tanpa kebijaksanaan yang dipandu ayat Al-Quran, maka kita mudah terjerumus dalam kesalahan dalam menyebarkan berita bohong/palsu.

Secara universal (tidak hanya bagi kita muslim), validitas berita mesti kita kritisi. Kalau kita tidak tahu benar tentang kebenarannya, bersikaplah hati-hati. Periksa dulu validitasnya. Jangan mudah terbawa emosi dengan menyebarkan ke pribadi-pribadi teman kita atau grup-grup yang kita ikuti. Bersikaplah benar sehingga kita selamat.


Ditulis pertama kali di Bandung, 23 Desember 2016, jam 17:30 untuk materi kuliah via WA Grup Alumni Al-Ikhlash Kubang Selatan, Coblong, Bandung.

Diubah sedikit untuk diterbitkan dalam buletin Al-Tafkir pada edisi 01 Ramadhan 1441 H

Diubah lagi untuk diterbitkan dalam Blog pribadi ini